Dalam sebuah artikel (baca) disebutkan, bahwa ternyata belanja iklan kampanye Trump tidak sebanyak capres sebelumnya semisal Brush dan Clinton.
Ini tidak sesuai denga harapan berbagai kalangan, mengingat dia merupakan konglomerat yang berkemungkinan mampu membeli hampir sebagain besar iklan televisi.
Anehnya, dia malah memberi dukungan kepada media-media gratis, semisal blog dan media sosial untuk meningkatkan pencitraannya.
Walaupun belakangan dia mengakui (baca) keterlibatan Rusia dalam meretas pilpres, namun diyakini, peran media gratis dalam memenangkan Trump cukup signifikan.